Generasi Z atau Gen Z adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1997-2012, Kalau sekarang berarti mereka yang berumur 12 hingga 27 tahun adalah gen-z. Di Indonesia sendiri, Gen Z mendominasi populasi dengan jumlah sekitar 74,93 juta jiwa atau sekitar 27,94% total populasi. Nggak heran nih banyak banget kelakuan Gen Z yang jadi sorotan publik. Mulai dari kelakuan yang dinilai positif sampai negatif. Saat ini, kebanyakan Gen Z sudah masuk ke dalam usia produktif kerja.
Gen Z memasuki dunia kerja dengan pikiran baru dan perspektif unik. Mereka sering kali tidak dimengerti oleh rekan kerja yang lebih tua. Sebenarnya 'berbeda' dengan generasi yang lebih tua itu nggak salah, apalagi Gen Z juga banyak menghadirkan inovasi baru dalam dunia pekerjaan. Sisi positif dari Gen Z inilah yang perlu ditonjolkan dan dimanfaatkan oleh para pemimpin perusahaan.
Dalam dunia direct selling, tantangan terbesar bukan hanya soal mencari pelanggan. Tantangan yang jauh lebih berat adalah menjaga tim tetap solid dan produktif. Apalagi ketika mayoritas crew kita berasal dari Gen Z — generasi muda yang cara berpikir dan bekerja mereka sangat berbeda dibanding generasi sebelumnya.
Banyak pemimpin di lapangan bertanya,
“Gimana caranya memimpin anak-anak muda ini? Kalau terlalu keras, mereka mundur. Tapi kalau dimanja, mereka malah santai-santai.”
Pertanyaan itu wajar. Karena memang Gen Z tidak bisa dipimpin dengan pola lama. Tapi bukan berarti mereka harus diperlakukan lembek. Kuncinya ada pada keseimbangan.
Memahami Pola Pikir Gen Z: Bukan Soal Dimanja, Tapi Soal Makna.
Menurut riset dari Deloitte & McKinsey, Gen Z adalah generasi yang:
Jadi, ketika kita bilang Gen Z “gak mau dimarahin”, sebenarnya bukan soal dimanja. Mereka hanya butuh pemimpin yang tegas dengan alasan yang jelas, bukan otoriter.
Bagaimana Gaya Leadership yang Efektif untuk Gen Z ditim kamu?
Ingat prinsip ini:
“Gen Z akan bekerja lebih keras untuk pemimpin yang mereka hormati, bukan untuk pemimpin yang mereka takuti.”
Membangun kedekatan bukan berarti kehilangan wibawa. Justru, di dunia marketing yang penuh tekanan, menjadi pemimpin yang tegas, adil, terbuka, dan suportif adalah kunci mempertahankan tim Gen Z agar tetap loyal dan produktif.
Di lapangan, kita butuh tim yang tahan banting, cepat beradaptasi, dan berani berinovasi. Semua kualitas itu ada di Gen Z. Tugas kita sebagai leader adalah mengasah potensi mereka dengan cara yang tepat.
Jadi mulai sekarang, mari kita ubah mindset:
- Tegas, tapi mengayomi.
- Jelas dalam arahan, luwes dalam pendekatan.
- Berorientasi pada hasil, tapi peduli pada proses.
Karena masa depan kita ada di tangan para pemuda —
Dan keberhasilan mereka adalah cerminan keberhasilan leadership kita.